Cahaya mentari yang menyelinap masuk melalui celah-celah jendela kamarku membuatku harus terbangun dari mimpiku. Ya, mimpi tentangmu. Apa kabar dirimu yang jauh? Ingat kah kau padaku? Masih bisakah aku mampir di mimpimu hanya untuk sekedar mengingatkan mu bahwa dulu, aku pernah bersamamu. Sebelum kau pergi.
Teringat oleh ku kala dulu aku rapuh. Kamu datang bersama gelapnya malam. Menggapai ku, memelukku erat. Aku ingat aroma tubuhmu. Aku ingat, bagaimana tangan kokohmu berusaha mendekapku, bagaimana rasanya ketika jemarimu berusaha menghapus air mataku. Aku menangis di pelukanmu kala malam pekat.
Aku merindukanmu. Rindu melihatmu tiba-tiba berjalan ke arahku.
Tahukah kamu, bagaimana rasanya menahan rindu? Tak ingin kah kau bertemu denganku walau semenit saja? Hanya semenit saja hingga aku selesai menatapmu, dan menghapus rinduku.
Aku tau diri ini tak berhak, dan aku hanya tampak seperti seorang pengemis yang mengemis rindu pada orang yang di rindu nya.
Tak apa, setidaknya, aku telah berusaha, bukan?
Teringat oleh ku kala dulu aku rapuh. Kamu datang bersama gelapnya malam. Menggapai ku, memelukku erat. Aku ingat aroma tubuhmu. Aku ingat, bagaimana tangan kokohmu berusaha mendekapku, bagaimana rasanya ketika jemarimu berusaha menghapus air mataku. Aku menangis di pelukanmu kala malam pekat.
Aku merindukanmu. Rindu melihatmu tiba-tiba berjalan ke arahku.
Tahukah kamu, bagaimana rasanya menahan rindu? Tak ingin kah kau bertemu denganku walau semenit saja? Hanya semenit saja hingga aku selesai menatapmu, dan menghapus rinduku.
Aku tau diri ini tak berhak, dan aku hanya tampak seperti seorang pengemis yang mengemis rindu pada orang yang di rindu nya.
Tak apa, setidaknya, aku telah berusaha, bukan?
Komentar