Lihatlah langit sore hari,
Teduh, bukan?
Seteduh itu pula matamu
Tatapan itu, masih jelas tergambar dalam imajinasiku.
Kamu,
Bagaikan angin yang selalu mampu membuatku goyah
Kau datang. Lalu kau pergi.
Dan kau datang lagi, namun aku tau,
Kau akan pergi lagi.
Datanglah. Dan, tinggal..
Jangan pergi.
Jangan seperti angin lagi,
Yang pergi, setelah selesai menyejukkan.
Jadilah seperti udara, yang selalu ada karena kau tau, aku membutuhkanmu.
Teman.
Hanya itukah kau menganggapku?
Tak adakah sedikit saja perasaanmu yang tersisa untukku?
Kita tak bertemu. Bahkan tak saling bicara lagi.
Namun aku mencintaimu.
Dan ingatlah. Selalu.
Teduh, bukan?
Seteduh itu pula matamu
Tatapan itu, masih jelas tergambar dalam imajinasiku.
Kamu,
Bagaikan angin yang selalu mampu membuatku goyah
Kau datang. Lalu kau pergi.
Dan kau datang lagi, namun aku tau,
Kau akan pergi lagi.
Datanglah. Dan, tinggal..
Jangan pergi.
Jangan seperti angin lagi,
Yang pergi, setelah selesai menyejukkan.
Jadilah seperti udara, yang selalu ada karena kau tau, aku membutuhkanmu.
Teman.
Hanya itukah kau menganggapku?
Tak adakah sedikit saja perasaanmu yang tersisa untukku?
Kita tak bertemu. Bahkan tak saling bicara lagi.
Namun aku mencintaimu.
Dan ingatlah. Selalu.
Komentar