Langsung ke konten utama

Untukmu, Yang Tak Lagi Terlihat

Sekali lagi aku berdiri disini. Di tempat yang dulu kita biasa bersama. Menatap wajah satu sama lain. Aku masih ingat wajah pucat pasimu yang yang membuatku ketakutan saat pertama kali aku melihatmu. Tapi kini, aku ingin menatap wajah itu. Wajah yang dingin, tapi tetap bisa menenangkan hatiku.
Kamu bagaikan daun kering di musim gugur. Berterbangan, entah dimana kini tempatmu.
Sejak kepergianmu, sepi selalu melanda hati dan pikiranku. Aku seringkali meng andai-andai bahwa kau akan datang kembali. Dengan cara yang sama, saat pertama kali.
Sejak kepergianmu, aku juga sering berbicara dengan angin. Berharap ia akan mengerti perasaanku dan menyampaikannya kepadamu.
Namun, apakah itu mungkin?
Tapi bukankah kau sama seperti angin? Tak terlihat? Meski dulu hanya aku yang bisa melihatmu.
Tapi kini, kau telah benar-benar tak bisa dilihat. Kau benar-benar telah menghilang.
Ditempat ini, kau mengatakannya, bukan? Bahwa kau akan selalu bersamaku? Dan akan muncul secara tiba-tiba jika aku kesulitan dan tidak ada satu orangpun yang dapat menolongku?
Bolehkah, aku menangisimu sekali lagi? Tapi, kumohon, bisakah kau datang lagi untuk mengusap air mataku? Aku merindukanmu. Sangat.
Taukah kamu? Bahkan saat aku menuliskan kalimat-kalimat ini, pun, angin tak hentinya berhembus melewati telingaku. Mereka seakan hendak merasuk kedalam tubuhku.
Satu yang masih ku percaya, hingga kini, kau masih menjagaku. Aku tau itu. Aku dapat merasakannya.
Namun, aku membutuhkanmu. Jiwaku lemah tanpa adanya kau didekatku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apalah Dayaku

Aku mencarimu dibawah langit senja yang mulai tampak temaram. Aku berputar, mencarimu dari berbagai sudut. Menyusuri jalan yang pernah kau telusuri. Berharap akan menemukanmu di sisi jalan itu atau di ujung jalan yang entah akan membawaku kemana. Meskipun ku harap jalan itu akan membawaku padamu. Bayangmu terus merasuki fikiranku. Aku selalu memanggilmu setiap waktu, di dalam hatiku. Dapatkah kau mendengarnya?

Gadis yang Tegar Itu, Kini Tidak Tegar Lagi

Empat tahun yang lalu, dunianya hancur. Harapannya patah, putus, semangatnya redup, bahkan menurutnya, melanjutkan hidup adalah sesuatu yang mustahil lagi baginya. Kehilangan orang yang sangat berarti baginya, membuat dunianya seakan berhenti di kegelapan yang tidak pernah ada habisnya. Bagaimana mungkin ia sanggup menata kembali hatinya yang telah hancur berkeping-keping dan bahkan tak bersisa? Baginya, seluruh cintanya telah ia habiskan untuk mencintai orang yang membuatnya menjalani malam tanpa siang selama bertahun-tahun hanya karena penyesalannya. Bertahun-tahun berusaha tegar dan melawan kenyataan, gadis itu akhirnya sadar, bahwa ia telah menciptakan dunianya sendiri. Dunia yang sepi, sunyi, dan tentu saja, gelap. Kini, ia telah terbiasa dengan kegelapan hingga tak masalah jika ia harus berjalan tanpa setitik cahaya sekalipun. Di dunianya yang gelap, perlahan datang sesosok bayangan dari kejauhan yang tampak membawa lentera yang tidak terlalu terang. Gadis itu tidak takut terhada...

Setitik Cahaya

Aku ingin berjalan bersamamu. Melewati masa dari yang mudah hingga masa tersulit dalam hidupku. Berjalan melintasi waktu bersamamu. Seseorang yang selalu berusaha mengukir senyum di wajah murungku. Sayangku, bahkan disaat gelap dan tak ada satupun orang yang meminjamkanmu setitik cahaya, aku akan selalu datang, menggenggam tanganmu. Membawakan ribuan bintang yang bahkan lebih besar dari setitik cahaya yang kamu butuhkan. Aku mencintaimu lebih dari cinta yang sekedar cukup. Merindumu setiap hari tanpa pernah berhenti. Berharap dirimu bahagia lebih dari aku menginginkan bahagia itu datang untukku. Apapun yang ku lakukan, jika tanpamu tidak akan ada artinya. Tapi apapun yang ku lakukan, bersamamu adalah hal yang sangat ingin membahagiakan. Jadi, tetaplah bersamaku.  Melewati apapun yang menjadi rintangan untuk kita. Berjanjilah untuk selalu saling menjaga dan tak pernah pergi meninggalkan.