Langsung ke konten utama

Bagai Langit yang Tak Dapat Ku Gapai Dengan Telapak Tanganku, 'Dirimu Terlalu Jauh'



Kebersamaan kita memang sangat singkat. Bahkan hanya sebentar. Di waktu yang singkat itu pun, nyatanya banyak hal yang telah kita lalui bersama. memang hanya hal-hal kecil dan bahkan terkesan membosankan. Tapi rasanya, apapun itu, bersama denganmu walau semenit adalah hal yang menyenangkan dan setiap detiknya pun tidak akan bisa ku lupakan. Tak pernah kulupakan ketika dengan sigapnya kamu menarikku kedalam pelukmu kala airmataku jatuh. Saat itu, aku menangis terisak dalam pelukanmu. Jika saja aku tidak tenggelam tangisku waktu itu, mungkin aku bisa mendengar ritme jantungmu. Saat itu, aku merasa seolah bisa meluapkan semua beban yang sejak lama mengendap di dalam hatiku. Ingat janji kelingking kita? Pada waktu itu, kamu menyuhku untuk tidak pernah menangis lagi. Walaupun sebenarnya kita tau bahwa aku tidak akan bisa menepati janji itu, kamu tetap tersenyum memandangku seraya menyemangatiku untuk selalu tersenyum seperti senyum yang kamu lontarkan kala itu.  Aku tak pernah melupakan wajah seriusmu saat sedang menulis, atau saat menggambarkan karakter kartun kesukaanku. Wajah yang datar, dingin, dan sangat manis bila tersenyum. Kita sangat sering menonton film horor bersama. Kala itu, saat kepala ku mulai pegal melihat layar,dengan ragu ku sandarkan kepala di bahumu. seolah bisa membaca pikiranku, kamu pun berkata, "Kalau mau, senderan aja" Entah bagaimana ekspresimu saat itu, yang jelas aku terlalu malu untuk sekedar mendangakkan kepalaku dan melihat wajahmu yang sehabis mengatakan itu.
Tak pernah ku sangka semua itu telah berlalu. Kini,tak ada lagi waktu yang bisa kita habiskan bersama. Walau hanya sekedar memandangi langit malam tanpa bintang seperti waktu itu. Atau sekedar menonton film horor di laptopku, juga menyanyikan lagu berjudul "Don't Wanna Miss a Thing" dari band rock legendaris Aerosmith kesukaan kita.
Kini waktu telah banyak berubah. Banyak hal terjadi hingga semua kebersamaan kita pun berlalu dan tak ku temukan lagi dirimu dalam jangkauan penglihatanku. Bagai langit yang tak bisa ku gapai dengan telapak tanganku, dirimu terlalu jauh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apalah Dayaku

Aku mencarimu dibawah langit senja yang mulai tampak temaram. Aku berputar, mencarimu dari berbagai sudut. Menyusuri jalan yang pernah kau telusuri. Berharap akan menemukanmu di sisi jalan itu atau di ujung jalan yang entah akan membawaku kemana. Meskipun ku harap jalan itu akan membawaku padamu. Bayangmu terus merasuki fikiranku. Aku selalu memanggilmu setiap waktu, di dalam hatiku. Dapatkah kau mendengarnya?

Gadis yang Tegar Itu, Kini Tidak Tegar Lagi

Empat tahun yang lalu, dunianya hancur. Harapannya patah, putus, semangatnya redup, bahkan menurutnya, melanjutkan hidup adalah sesuatu yang mustahil lagi baginya. Kehilangan orang yang sangat berarti baginya, membuat dunianya seakan berhenti di kegelapan yang tidak pernah ada habisnya. Bagaimana mungkin ia sanggup menata kembali hatinya yang telah hancur berkeping-keping dan bahkan tak bersisa? Baginya, seluruh cintanya telah ia habiskan untuk mencintai orang yang membuatnya menjalani malam tanpa siang selama bertahun-tahun hanya karena penyesalannya. Bertahun-tahun berusaha tegar dan melawan kenyataan, gadis itu akhirnya sadar, bahwa ia telah menciptakan dunianya sendiri. Dunia yang sepi, sunyi, dan tentu saja, gelap. Kini, ia telah terbiasa dengan kegelapan hingga tak masalah jika ia harus berjalan tanpa setitik cahaya sekalipun. Di dunianya yang gelap, perlahan datang sesosok bayangan dari kejauhan yang tampak membawa lentera yang tidak terlalu terang. Gadis itu tidak takut terhada...

Beritahu 'DIA'

Beritahu dia, beritahu dia bahwa aku sudah lelah menantinya dalam lipatan waktu. aku telah berusaha menjaga hatiku, mempertahankan rasaku, memenjarakan rindu dihatiku, menunggunya yang tak kunjung dapat ku temu. Aku lelah berbicara tentang waktu. waktu yang telah lama bersahabat denganku. waktu yang selalu menemaniku selama penantianku. Entah karena ketulusan, keegoisan, atau memang karena kebodohan telah menguasai hatiku? Hingga aku tak tahu bahwa selama ini aku hanya menunggu sebuah balon kosong yang telah lepas melambung jauh ke angkasa. Mestinya aku tau ia takkan kembali lagi, tapi justru aku malah terus berdiri sambil mendongak ke langit yang luas, berharap balon yang kosong itu akan kembali lagi untukku. Aku telah menutup pintu hatiku rapat-rapat. tak seorang pun ku izinkan masuk. Karena seseorang pernah memintaku berjanji untuk selalu menjaga hatiku. Tahukah kamu bagaimana rasanya berjuang seorang diri? Saat kau tau dia memberikan harapan padamu dan membiarkanmu terus mencint...