Entah harus memulainya dari mana, tapi, terimakasih untuk roti sarikaya waktu itu.
Juga, terimakasih untuk semua hal-hal baik yang kamu berikan kepadaku, terimakasih karena telah mengisi hatiku yang telah lama kosong ini.
Kamu bilang, aku harus menjadi seperti kupu-kupu.
Walaupun ia berasal dari ulat yang menjijikan bagi sebagian orang, namun ia dapat membuktikan bahwa ia bisa menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.
Namun, kamu tidak tahu sesulit apa kupu-kupu berproses untuk memperjuangkan hidupnya agar menjadi lebih indah dan disukai banyak orang.
Kamu seperti bulan, banyak orang menyukai cahayamu, menikmati keindahanmu di kala malam yang cerah. Begitu indahnya dirimu hingga kamu merasa terbuai, berpikir bahwa semua orang membutuhkanmu, berusaha keras untuk membahagiakan semua orang yang bahkan tidak mengharapkan kehadiranmu, hingga kamu lupa bahwa kamu tidak bisa menciptakan cahayamu sendiri.
Maaf karena dengan tidak sengaja pernah memaksamu untuk berusaha membalas perasaanku.
Maaf karena telah membuatmu sempat merasakan perasaan yang tidak ingin kamu rasakan terhadap siapapun.
Jika bukan aku, mungkin kamu juga akan melakukannya, kan?
Karena kamu memang seperti itu.
Aku tidak menyesal atas semua hal yang telah kita lakukan bersama.
Malah, jika bisa aku ingin melakukannya sekali lagi.
Menonton film berdua sambil berpegangan tangan layaknya sepasang kekasih, duduk di kedai eskrim sambil membicarakan berbagai hal, mentertawakan hal-hal yang tidak jelas, berboncengan berkeliling pasar menggunakan motor supra bapak, juga, berpelukan seolah kita adalah dua manusia yang saling mencinta.
Maaf karena aku egois, aku membiarkan perasaan ini semakin tumbuh padahal aku tidak layak.
Semakin aku mengenalmu, semakin aku harus berusaha untuk menyadarkan diriku bahwa kita hidup di dunia yang berbeda.
Harusnya aku sadar, tapi aku malah terus membiarkan semuanya berjalan dengan tidak semestinya.
Aku mungkin banyak berbohong tentang diriku, namun aku mencintaimu dengan segenap hati dan kejujuranku.
Aku tau, tidak seharusnya aku mengajakmu masuk ke dalam duniaku yang hancur.
Namun, jatuh cinta denganmu sempat membuatku berharap bahwa mungkin semua kehancuran ini dapat aku perbaiki.
Tapi nyatanya, mencintaimu tanpa merasakan dicintai juga olehmu membuatku semakin jatuh ke dalam kehancuran yang sebelumnya masih belum bisa kubangun lagi.
Ku kira, senyummu yang manis itu hanya untukku.
Ku kira, perhatianmu adalah salah satu tanda bahwa kamu membalas perasanku.
Ku pikir, ciuman lembut itu diiringi dengan rasa cinta yang perlahan hadir untukku.
Dan, ku kira kamu membutuhkanku.
Nyatanya, justru aku yang membutuhkanmu.
Mestinya aku sadar bahwa diriku yang rusak ini tidak pantas dicintai oleh manusia baik sepertimu.
Namun,
Boleh kan, aku tetap mencintaimu?
Aku akan mencintaimu dengan keheningan yang kusimpan di dalam hatiku.
Aku tidak akan menunjukan perasaanku lagi karena aku tidak ingin membebanimu.
Namun, aku ingin tau,
Bila kita bertemu di masa dan dunia yang lain, apakah kita bisa saling mencintai?
Apakah disana kita akan menjadi sepasang kekasih?
Ku harap begitu.
Komentar